Sahabat Edukasi yang berbahagia…
Dengan metode pembelajaran apapun tanpa keteladanan dari sang pembimbing itu menyerupai halnya memindahkan beban kepada anak.
Ini tentu tidak diinginkan dalam setiap proses pembelajaran, baik di rumah terlebih di sekolah. Pembelajaran memang pada mulanya disampaikan secara teoritis, analisis, hingga praktis. Mudah bukan berarti simpel atau apa adanya, akan tetapi mudah yang berarti aplikatif dan implementatif dalam kehidupan kasatmata sehari-hari.
Ketika proses mencar ilmu seorang anak didasarkan pada teori dan analisis semata, maka kemungkinan besar tujuan pembentukan abjad yang dijadikan tujuan tamat dari suatu pembelajaran tersebut akan kandas.
Akan tetapi, saat keteladanan yang sanggup didengar dan dilihat eksklusif oleh anak terang efektifitasnya akan lebih daripada instruksi ataupun nasehat belaka.
Akan tetapi, saat keteladanan yang sanggup didengar dan dilihat eksklusif oleh anak terang efektifitasnya akan lebih daripada instruksi ataupun nasehat belaka.
Seperti halnya orang renta yang memperlihatkan anak pola tegas, maka anaknya pun akan menjadi orang yang tegas. Sehingga tak heran kalau ditemui banyak orang besar dan sukses dalam kariernya tak jauh bidangnya dari apa yang telah mereka teladani dari orang tuanya bahkan tak hanya itu, karakternya pun cenderung identik, dan tentu saja ini bukan semata alasannya yaitu identiknya DNA semata, akan tetapi lebih daripada itu, yakni contoh-contoh yang nyata.
Dalam aliran agama pun telah mengajarkan betapa pentingnya keteladanan-keteladanan yang kasatmata itu ada pada seluruh Rosul pilihan-Nya untuk dianut oleh seluruh umat-umat-Nya. Maka, berdasarkan irit aku tak ada metode pembelajaran yang paling efektif kecuali keteladanan itu sendiri. Dan tentunya metode keteladan ini akan menjadi metode pembelajaran yang paling efektif sepanjang masa. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi...!
No comments:
Post a Comment