Showing posts with label PERINGATAN HUT PGRI DAN HGN. Show all posts
Showing posts with label PERINGATAN HUT PGRI DAN HGN. Show all posts

Saturday, February 16, 2019

Terbaik Fatwa Pelaksanaan Peringatan Hut Pgri Ke-70 Dan Hgn Tahun 2015

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Dalam peringatan HUT ke-70 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2015 yang pada tahun ini bertemakan “Memantapkan Soliditas dan Solidaritas PGRI Sebagai Organisasi Profesi Guru yang Kuat dan Bermartabat”.

Rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan HUT ke-70 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2015 dimulai bulan September s.d. November 2015 dengan banyak sekali kegiatan antara lain upacara, diskusi publik/semiar, lembaga ilmiah guru, penghargaan kepada guru berprestasi dan berdedikasi, ziarah makam pahlawan, jalan sehat, talkshow, konsolidasi organisasi, dan lain-lain.

Untuk kelancaran kegiatan peringatan HUT ke-70 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2015, pengurus PGRI di semua tingkat dibutuhkan sanggup melaksanakan koordinasi dengan semua pihak terkait. Harapan kami dengan peringatan HUT ke-70 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2015 sanggup berkontribusi dalam mewujudkan guru yang profesional dalam rangka peningkatan layanan pendidikan yang bermutu.

Pedoman ini dibutuhkan sanggup menjadi contoh bagi seluruh pengurus provinsi di semua tingkat dan pihak terkait dalam pelaksanaan peringatan HUT ke-70 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2015.

Dirgahayu PGRI dan Selamat Hari Guru Nasional 2015.  Demikian penyampaian dari Ketua Umum PB PGRI, Dr. H. Sulistiyo, M.Pd pada Pedoman Peringatan HUT PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia ke-70 dan HGN (Hari Guru Nasional) tahun 2015.

Download selengkapnya beberapa file penting terkait dengan Peringatan HUT RI ke-70 dan Hari Guru Nasional Tahun 2015, selengkapnya silahkan klik pada links berikut ini :


Demikian share singkat mengenai beberapa file dalam rangka Peringatan HUT PGRI ke-70 tahun 2015 dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2015 dari laman pgri.or.id. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Terbaik Naskah/Teks Pidato/Sambutan Ketua Umum Pb Pgri Pada Upacara Peringatan Hut Pgri Ke-70 Dan Hari Guru Nasional Tahun 2015

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Berikut salinan dari naskah pidato / sambutan ketua umum PGRI tingkat pusat pada peringatan HUT PGRI ke-70 dan Hari Guru Nasional / HGN tahun 2015 selengkapnya :

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Pada awal sambutan ini, marilah kita bahu-membahu mengucapkan salam guru, salam PGRI, dan salam solidaritas.

Yang saya hormati Bapak Gubernur………… Bapak Bupati…………, Bapak Walikota………… Bapak/lbu para Pejabat Sipil, TNI, dan Polri, Segenap Pengurus PGRI, para undangan, serta anggota PGRI di seluruh tanah air yang berbahagia,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan nikmat yang dilimpahkan kepada kita, sehingga pada hari ini kita bersama sanggup melakukan upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2015 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 PGRI.

Tanggal 25 November 2015, tujuh puluh tahun yang lalu, PGRI lahir pada ketika Kongres Guru Indonesia di Surakarta yang juga disebut Kongres Guru I. PGRI lahir dari kesadaran kebangsaan dan semangat usaha para guru, dosen, tenaga kependidikan, para pensiunan guru, dan para pegawai Kementerian Pendidikan dan Pengajaran yang gres didirikan. Dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945 yang menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia, mereka bersatu untuk mengisi kemerdekaan.

Dengan lahirnya PGRI, maka segala bentuk perbedaan dan potensi perpecahan kelompok guru setuju untuk dihapuskan. Ketika itu, puluhan organisasi guru setuju membentuk satu-satunya organisasi profesi guru, yaitu PGRI, untuk kemudian membangun kekuatan bersama antaranggota, semoga besar lengan berkuasa dan berwibawa untuk mengawal mutu pendidikan dan memperjuangkan profesi guru dan tenaga kependidikan pada umumnya.

Tahun ini, tepat tujuh puluh tahun usia PGRI, usia yang matang sebagai organisasi profesi, organisasi perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan yang dikenal sebagai jati diri organisasi semenjak awal berdirinya tahun 1945. Perayaan ke-7 dasawarsa kali ini dirayakan dengan banyak sekali kegiatan untuk memantapkan PGRI sebagai organisasi profesi guru dengan puncak program di tingkat nasional akan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 di Stadion Utama, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta yang dihadiri oleh 100.000 (seratus ribu) guru dan tenaga kependidikan dari seluruh Indonesia.

Kita patut bersyukur bahwa Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 telah memutuskan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Penetapan ini bukanlah suatu kebetulan historis, melainkan sebuah ratifikasi bahwa sejarah usaha PGRI merupakan usaha sistematis dan komprehensif bagi seluruh guru. Pengakuan itu, sekarang semakin diperkuat alasannya yaitu hari kelahiran PGRI sebagai HGN telah ditetapkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 wacana Guru dan Dosen.

Sampai ketika ini banyak pihak berharap semoga PGRI tetap berfungsi menyerupai awal berdirinya 70 tahun lalu, yaitu dijadikan sebagai satu-satunya organisasi profesi guru Indonesia yang menaungi dan berjuang bagi para guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Saudara-saudara, para guru anggota PGRI yang berbahagia, 

Tema peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 dan Hari Ulang Tahun ke-70 PGRI adalah, "Memantapkan Soliditas dan Solidaritas PGRI sebagai Organisasi Profesi Guru yang Kuat dan Bermartabat." Tema ini memperlihatkan bahwa PGRI harus selalu membangun kekuatan dan kebersamaan untuk mewujudkan guru profesional, sejahtera, dan bermartabat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. PGRI menyadari, tidak ada kemenangan tanpa kekuatan. Tidak ada kekuatan tanpa persatuan. Tidak ada persatuan tanpa berhimpun dan berserikat secara profesional untuk kepentingan pembangunan bangsa.

Sebagai organisasi profesi guru, PGRI telah mempunyai instrumen penting sebagai bingkai mentalitas dan moralitas guru dalam bekerja yaitu Kode Etik Guru dan Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI). Sejak tahun 1973 PGRI telah mempunyai Kode Etik Guru yang pada tahun 2008 diadaptasi dengan ketentuan yang dipersyaratkan perundang-undangan dan terakhir disempurnakan pada tahun 2013.

Sejalan dengan itu, PGRI telah membentuk pengurus DKGI di setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk menegakan Kode Etik Guru. Implementasi Kode Etik Guru secara konsekuen menuntun sikap moral guru Indonesia ke arah guru yang profesional, sejahtera, terlindungi serta bermartabat.

Para guru anggota PGRI yang saya hormati,

Di penghujung tahun 2015 para pemimpin negara-negara ASEAN telah bersepakat untuk memberlakukan suatu komunitas gres yang disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean akan membentuk suatu tatanan gres bagi bangsa-bangsa di daerah ASEAN. Sebagai konsekwensi pemberlakuan MEA maka akan terjadi arus bebas pasar tenaga kerja, barang, jasa, modal dan investasi di antara negara-negara ASEAN.

Kondisi ini akan menjadi peluang dan sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh segenap bangsa Indonesia, khususnya para guru anggota PGRI yang mempunyai kiprah sentral datam membangun bangsa. PGRI sebagai organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan tiada hentinya berusaha meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. PGRI juga akan tetap mendorong dan bersama pemerintah meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya.

PGRI selalu mendorong pemerintah semoga memperlihatkan penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, sebagaimana dinyatakan oleh Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 dan tidak terlambat dalam memenuhi hak-hak guru. PGRI telah dan akan terus memperlihatkan janji mengawal dan memperjuangkan kebijakan pendidikan dan guru semoga semakin baik. Saat ini, PGRI tetap mengawal banyak sekali perubahan peraturan perundang-undangan wacana guru dan tenaga kependidikan, menyerupai pengaturan wacana pelaksanaan sertifikasi guru, UKG, pengaturan penghasilan minimum guru non-PNS, dan perubahan Permenegpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 wacana jabatan fungsional guru.

Sejumlah usul PGRI dimaksud telah mendapat respon dari pemerintah, namun belum ada kepastian wacana imptementasinya.

Hadirin yang berbahagia,

Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak para guru, dosen, dan tenaga kependidikan untuk mengamalkan jati diri PGRI, melakukan Kode Etik Guru, dan selalu meningkatkan janji dan profesionalisme dengan memperlihatkan pelayanan terbaik kepada penerima didik dan masyarakat. Kepada pemerintah dan masyarakat kami mintakan bantuannya untuk memperlihatkan kesempatan terbaik kepada para guru untuk melakukan kiprah profesionalnya.

Akhirnya, kami ucapkan selamat Hari Guru Nasional dan HUT ke-70 PGRI kepada para guru di seluruh tanah air, semoga dedikasi kita akan memperlihatkan makna bagi bangsa dan negara serta kemanusiaan, serta sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.

Selamat Berjuang !, Hidup Guru !, Hidup PGRI !, Solidaritas !

Billahi Taufik Walhidayah,Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

                                                                                                    25 November 2015
                                                 
                                                                                                    Ketua Umum PB PGRI,


                                                                                                    Dr. H. Sulistiyo, M.Pd.
                                                 

Download file wacana Sambutan / Pidato Ketua Umum PGRI Pusat pada Peringatan HUT PGRI ke-70 dan Hari Guru Nasional Tahun 2015, silahkan klik pada links artikel berikut ini. Semoga bermanfaat.

Terbaik Sejarah Singkat Peringatan Hut Pgri Dan Hgn (Hari Guru Nasional)

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Semangat keindonesiaan telah usang tumbuh di kalangan guru-guru Indonesia. Organisasi usaha guru-guru pribumi pada zaman Belanda bangkit pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHIB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.

Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Tidak gampang bagi PGHB memperjuangkan nasib anggotanya yang mempunyai pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Sejalan dengan itu, di samping PGHB berkembang pula organisasi guru gres antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB); di samping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya menyerupai Christelke Onderwys Vereneging (COV), Katoileke Ondenvijsbond (KGB), Vereneging Van Muloieerkrachten (WM), dan Nederlands Indische Ondenvjs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Kesadaran kebangsaan dan semangat usaha yang semenjak usang tumbuh mendorong guru-guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain yakni Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat usaha ini makin berkobar dan memuncak hingga pada kesadaran dan harapan kemerdekaan.

Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan telah memuncak menjadi usaha nasional dengan teriak "merdeka". Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Perubahan mengejutkan pemerintah Belanda, alasannya yakni kata "Indonesia" yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata "Indonesia" ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak sanggup lagi melaksanakan aktivitas. Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta, Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, setuju dihapuskan.

Mereka yakni guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang gres dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 seratus hari sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Dengan semangat pekik "merdeka" yang bertalu-talu, di tengah busuk mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :

1.   Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2.   Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
3.   Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Jiwa pengabdian, tekad usaha dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan. Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.

Sebagai awal sejarah gres bagi guru dan pendidikan di tanah air, pada tanggal 1 Januari 2013 Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), yang berisi norma dan budbahasa yang mengikat sikap guru dalam pelaksanaan kiprah keprofesionalan, dilaksanakan. Sejalan dengan itu, Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) telah dibuat untuk menegakkan KEGI tersebut.

Semoga PGRI, guru dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Referensi artikel : Sejarah Singkat HUT PGRI dan Hari Guru Nasional / HGN

Terbaik Anutan Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Peringatan Hari Guru secara Nasional diperingati setiap tanggal 25 November dalam setiap tahunnya. Tak terkecuali juga pada tahun 2015 ini, peringatan Hari Guru Nasional (HGN) akan diperingati serentak secara nasional yang salah satunya yakni diselenggarakannya upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional yang akan diselenggarakan pada hari Rabu, 25 November 2015.

Peran guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh besar dan sangat menentukan. Sejak masa penjajahan, guru selalu menanamkan kesadaran akan harga diri sebagai bangsa dan menanamkan semangat nasionalisme kepada akseptor didik dan masyarakat.

Pada tahap awal kebangkitan nasional, para guru aktif dalam organisasi cowok pembela tanah air dan pembina jiwa serta semangat para cowok pelajar. 

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 wacana Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru yaitu pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi akseptor didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dengan demikian, guru merupakan salah satu faktor yang strategis dalam memilih keberhasilan pendidikan yang meletakkan dasar serta turut mempersiapkan pengembangan potensi akseptor didik untuk masa depan bangsa. Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan banyak sekali apresiasi terhadap pengabdian guru. Salah satu bentuk penghargaan tersebut yaitu dengan diselenggarakannya upacara bendera untuk memperingati Hari Guru secara nasional.

Sebagai ajaran kita bersama dalam penyelenggaraan upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional di tahun 2015 menurut pada surat Mendikbud RI Nomor : 98173/MPK.A/TU/2015 perihal Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015.

Melalui surat Mendibud tersebut disampaikan kepada seluruh kepala perwakilan Indonesia di luar negeri, pemerintah kawasan provinsi/kabupaten/kota, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi/ kabupaten/kota, kepala Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan setiap Satuan Pendidikan di seluruh Indonesia supaya menyelenggarakan upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015.

Untuk tema peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 yaitu "Guru Mulia Karena Karya"

Selain itu, melalui surat tersebut, untuk lebih menyemarakkan peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 diperlukan masing-masing instansi pemerintah mengajak keterlibatan unsur masyarakat dalam pelaksanaan upacara bendera. Selain itu, diperlukan juga memasang spanduk dengan tema tersebut di atas serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengapresiasi guru.

Download selengkapnya Surat Edaran serta Pedoman Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015, silahkan klik pada links sumber berikut ini. Semoga bermanfaat dan terimakasih, Selamat Hari Guru Tahun 2015… Salam Edukasi…!

Terbaik Pidato / Sambutan Mendikbud Ri Dalam Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015

Berdasarkan surat edaran resmi Sekjen Kemdikbud RI Nomor 98497/A/TU/2015 perihal Pidato Mendikbud Dalam Hari Guru Nasional telah disampaikan bahwasannya Tema Peringatan Hari Guru Nasional 2015 yakni 'Guru Mulia Karena Karya'.

Selanjutnya,  untuk menghormati profesi guru, seluruh unsur penyelenggara dan pengelola pendidikan wajib melakukan upacara bendera pada hari Rabu tanggal 25 November 2015 dengan membacakan Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Selanjutnya, dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015, Kemendikbud mengharapkan masing-masing instansi pemerintah mengajak keterlibatan unsur masyarakat dalam dalam pelaksanaan upacara bendera dan melakukan kegiatan-kegiatan lain untuk mengapresiasi guru.

Berikut Pidato / Sambutan Mendikbud RI pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015 selengkapnya :

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan,

Semoga Ibu dan Bapak Guru berada dalam kondisi sehat, senang dan selalu dalam lindungan-Nya. Di Hari Guru ini, izinkan saya atas nama pemerintah memberikan apresiasi dan terima kasih atas semua dedikasi Ibu dan Bapak Guru.

Tugas dan tanggung jawab Ibu dan Bapak Guru amat besar, namun izinkan saya memberikan bahwa tanggung jawab besar ini janganlah dipandang sebagai beban tapi sebagai kehormatan. Ibu dan Bapak Guru menerima kehormatan untuk menumbuhkan generasi gres yang tercerdaskan.

Ibu dan Bapak Guru sekalian,

Republik ini dirintis dan didirikan oleh kaum terdidik. Mereka yakni generasi gres di zamannya yang mencicipi pengajaran, pendidikan dan pencerahan. Mereka sangat sadar atas manfaat eksklusif pendidikan dan alasannya itulah mencerdaskan kehidupan bangsa mereka menetapkan sebagai sebuah amanah yang harus ditunaikan. Sebuah pesan tegas bahwa kunci kemajuan bangsa ini ada pada kualitas manusianya.

Ibu dan Bapak Gurulah yang berada di garda terdepan mewakili seluruh bangsa dalam menjalankan amanah itu. Tiap tutur, tiap langkah dan tiap karya Ibu dan Bapak Guru yakni ikhtiar untuk mencerdaskan bangsa.

Orangtua, yang yakni pendidik pertama dan utama, dan pun mereka memercayakan pada Ibu dan Bapak Guru untuk turut mendidik anak-anaknya. Mari kita ingat pula, mereka bukan sekadar anak-anak, namun mereka yakni wajah masa depan bangsa ini. Ibu dan Bapak Gurulah orang pertama yang berkesempatan melihat dari bersahabat wajah masa depan negeri ini.

Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati,

Ki Hadjar Dewantara menyebut tempat mencar ilmu sebagai taman. Istilah itu meneguhkan tekad bahwa pendidikan memang harus menjadi sebuah proses pembelajaran menyenangkan walau penuh tantangan. Pendidikan dihentikan terasa sebagai penderitaan. Sekolah harus terasa menyenangkan.

Sekolah menyenangkan yakni sekolah di mana semua ikut terlibat, baik guru, siswa maupun orangtua ikut mendukung pembelajaran bersama dan menjadi teladan bagi komunitasnya. Sekolah menyenangkan yakni sekolah yang memperlihatkan pembelajaran bermakna, bermanfaat dan relevan dengan kehidupan siswa serta kebutuhan masyarakat.

Sekolah menyenangkan bukanlah sekolah tanpa tantangan, melainkan justru sekolah yang memperlihatkan ragam pilihan dan tingkatan tantangan kepada guru dan siswa yang juga Sekolah menyenangkan hanya sanggup terjadi kalau guru pun terus belajar, serta terus berkarya. Karya-karya Ibu dan Bapak Gurulah yang akan terus menyebarkan senyum bawah umur kita. Karya-karya Ibu dan Bapak Guru yang menciptakan lonceng masuk sekolah layaknya menunjukan dimulainya sebuah petualangan menyenangkan di sekolah.

Untuk mengimbangi keteguhan guru dalam berkarya, pemerintah juga berikhtiar akan terus memperlihatkan ruang bagi guru untuk terus berkarya, untuk menyebarkan diri. Mari kita terus menyebarkan diri secara sanggup bangun diatas kaki sendiri maupun secara bersama-sama.

Pemerintah menyadari bahwa masih ada banyak sekali pekerjaan rumah terkait Guru yang harus kami tuntaskan. Insya Allah itu semua akan terus menerus kami perbaiki. Di dikala yang sama mari kita sama-sama memastikan bahwa semua ikhtiar kita benar-benar dipusatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menumbuhkan semua potensi bawah umur kita hingga mereka bukan sekadar sanggup meraih, tapi sanggup melampaui cita-citanya.

Dalam kesempatan peringatan Hari Guru ini saya ingin mengajak Ibu dan Bapak Guru untuk sama-sama memperlihatkan pada bangsa tercinta ini bahwa guru Indonesia yakni guru pembelajar. Guru yang selalu hadir sebagai pendidik dan pemimpin bagi anak didiknya. Guru yang hadir mengirimkan pesan harapan. Guru yang makin menjadi pola perihal ketangguhan, optimisme dan keceriaan.

Mari kita teguhkan ikhtiar Ibu dan Bapak Guru, ikhtiar kita bersama untuk terus mencar ilmu dan menyebarkan diri. Kita terus mencar ilmu dan menyebarkan diri bukanlah untuk pemerintah, bukanlah untuk kepala sekolah, dan bukanlah untuk kantor dinas, tapi memang sejatinya setiap pendidik yakni pembelajar.

Mari sama-sama kita kirimkan pesan kepada seluruh komponen bangsa ini, bahwa guru mulia alasannya karya! Hanya dari guru yang terus mencar ilmu dan berkarya akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya.

Pada setiap kata yang kami tuliskan, ada pahala guru. Pada setiap karya yang kami lakukan, ada sidik jari jasa guru. Apresiasi kami bagi seluruh Guru, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan, atas semua ilham dan karya yang dipancarkan di ruang-ruang pembelajaran. Dengan rendah hati atas nama pemerintah, saya ingin kembali sampaikan rasa hormat dan terima kasih sedalamnya.

Selamat Hari Guru dan selamat berkarya!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                                                                                         Salam hangat,



                                                                                                         Anies Baswedan

Dalam kesempatan kali ini, saya juga akan bagikan links download yang admin share dari laman Kemdikbud.go.id terkait file surat edaran Sekjen Kemdikbud dan juga Teks / Naskah Pidato Kemdikbud RI dalam Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015 pada links di bawah ini :


Demikian Surat Mendikbud RI Untuk Guru Indonesia di Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…!

Terbaik Momentum Istimewa Pelaksanaan Ukg (Uji Kompetensi Guru) Tahun 2015 Bersamaan Dengan Peringatan Hari Guru Nasional

Sahabat Edukasi yang berbahagia...

Saya yakin, menjadi guru yang profesional merupakan dambaan bagi setiap Rekan guru di manapun bertugas. Dan tentu saja tidak hanya dalam lingkungan sekolah / madrasah di mana dia bekerja, akan tetapi juga di lingkungan masyarakat di mana dia tinggal.

Sahabat... Dalam momentum peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 ini terasa sangat istimewa, di mana momen Uji Kompetensi Guru digelar, agenda saya pun dalam mengikuti UKG di tanggal 24 November 2015 dengan hasil yang masih perlu ditingkatkan ke depannya tepatnya saya hanya bisa benar sebanyak 66 soal dan yang salah (baca : belum benar) sejumlah 34 soal, dan dengan hasil ini tentu bisa disimpulkan gotong royong saya masih jauh dari profesional untuk bidang saya sendiri... :)

Dan tentu saja, nilai ini menjadi cambuk bagi saya untuk senantiasa terus berguru sampai bisa menjadi guru yang benar-benar profesional di tengah banyak sekali kiprah yang semakin berat menyerupai halnya Ibu dan Bapak Guru lainnya tentunya.

Sehubungan dengan hal tersebut, sesudah membaca Sambutan Bapak Mendikbud RI sungguh menjadi penyejuk dalam Peringatan Hari Guru Nasional Tahun di hari Rabu, tanggal 25 November 2015 ini, utamanya pada kalimat “Tanggung jawab besar Ibu dan Bapak Guru janganlah dipandang sebagai beban tapi sebagai kehormatan. Ibu dan Bapak Guru menerima kehormatan untuk menumbuhkan generasi gres yang tercerdaskan”.

Selain itu, satu penggalan kalimat yang menciptakan saya terharu adalah Ibu dan Bapak Gurulah orang pertama yang berkesempatan melihat dari erat wajah masa depan negeri ini”.

Sehingga dalam share informasi saya sebelumnya wacana Sambutan Mendikbud RI Dalam Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2015 yang berdasarkan saya menjadi catatan istimewa tersebut saya bold / tebalkan hurufnya.

Dengan adanya Surat dari Pak Mendikbud Anies Baswedan yang ditujukan kepada seluruh Ibu dan Bapak Guru pada Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) di tahun 2015 ini semakin meningkatkan motivasi saya untuk senantiasa terus berguru maju dan berkembang dengan dibarengi dengan karya-karya yang semakin konkret dan bermanfaat ke depannya. Aamiin...

Dan akhirnya, di hari yang istimewa ini, saya telah menjadi guru yang sebelumnya juga telah dididik oleh Ibu / Bapak Guruku sejak SD, SMP, SMA, sampai dibimbing pula oleh Ibu dan Bapak Dosenku yang berperan juga sebagai guru sampai saya lulus sarjana, di momentum peringatan Hari Guru Nasional ini, perkenankan muridmu ini mengucapkan Selamat Hari Guru kepada seluruh Ibu dan Bapak Guruku yang ketika ini sebagian dari Ibu dan Bapak telah purna tugas.

Mohon maaf atas segala salah ananda yang sudah terdahulu, muridmu dulu sekarang telah menjadi penerusmu, melanjutkan estafet perjuanganmu di garda terdepan pendidikan negeri tercinta. Oleh alasannya itu, mohon do’a dan restunya biar usaha generasi kami kali ini bisa mengukir senyum kebahagiaan dan pujian bagi Ibu dan Bapak Guruku semuanya. Aamiin... Salam Edukasi...!